Duo Precils di Garuda Indonesia DPS – PER

Siapa sih yang nggak mau terbang gratis? Naik pesawat full service lagi, bukan pesawat LCC. Kalau The Emak sih mau melakukan segala cara (yang halal lah) biar bisa dapat gratisan tiket pesawat. Salah satu caranya adalah dengan mengumpulkan poin frequent flyer alias miles.

Jujur saja, kami nggak sering terbang dengan Garuda, meski menurut kami Garuda memang pilihan paling oke. Biasanya sih, The Emak yang ngirit ini selalu memilih tiket pesawat yang paling murah saat itu, dan biasanya bukan Garuda kalau nggak sedang promo. Tapi, di beberapa kesempatan kami memang memilih terbang bersama Garuda, bukan karena harga tiketnya, tapi karena layanannya. Misalnya ketika saya sendirian membawa duo precils terbang dari Surabaya ke Perth. Males naik pesawat budget kalau nggak ada bala bantuan. Juga ketika kami pulang kampung berempat dari Melbourne ke Surabaya, dengan bawaan segambreng. Kami perlu tiket yang sudah termasuk bagasi, dengan 4 tiket Garuda kami bisa dapat bagasi gratis 120kg. Namanya juga pindahan…

Nah, saat tahu kalau mau beli tiket mahal, saya mendaftarkan diri dan juga Si Ayah jadi anggota Garuda Miles (dulunya GFF) melalui website-nya. Gampang dan gratis. Daftarnya sebelum beli tiket atau setidaknya sebelum terbang ya, biar poinnya bisa masuk. Untuk penerbangan dari Denpasar ke Perth, saya dapat 1600 poin, sementara penerbangan dari Melbourne ke Denpasar saya bisa dapat 2044 poin. Perolehan poin ini bisa dicek di website Garuda Miles.

Moral of the story: daftarlah frequent flyer maskapai tertentu sebelum membeli tiket mahal.

Ini berlaku untuk semua maskapai, bukan cuma Garuda saja. Lumayan kok, poinnya nanti bisa ditukar jadi tiket pesawat gratis. Masa berlaku miles sampai 3 tahun. Saya pernah menukar tiket pesawat Jetstar dari poin Skywards Emirates dan menukar tiket Singapore Airlines kelas bisnis dari poin Krisflyer. Padahal saya nggak sering terbang dengan dua maskapai tersebut.

Trus darimana dapat poin kalau tidak sering terbang? Nah, untuk urusan poin/diskon/kupon ini, tanyakan langsung pada ahlinya 😀 Poin Garuda Miles tidak hanya didapat pas terbang aja, tapi bisa dikumpulin dengan cara lain, yaitu:

1. Menukar poin dari kartu kredit
Biasanya tiap bank punya kurs tertentu untuk menukar poin transaksi kartu kredit menjadi miles. Yang paling cepat mengumpulkan Garuda Miles tentu dengan kartu kredit rekanan Garuda, yaitu BNI Garuda dan Citibank Garuda. Tapi selain dari bank tersebut juga bisa kok.

2. Menukar poin dari kartu debit (tabungan)
Nggak punya kartu kredit? Kita masih bisa mengumpulkan Garuda Miles dari poin tabungan. Tapi tidak semua tabungan punya program pengumpulan poin seperti ini. Setahu saya hanya Bank Commonwealth (TBH) dan Bank Mandiri (fiestapoin) yang bisa ditukarkan dengan miles.

3. Menulis review di Tripadvisor
Buat kamu yang suka menulis review, rajin-rajinlah menulis di tripadvisor tentang hotel, restoran atau tempat wisata yang pernah kamu kunjungi. Lumayan lho bisa dapat antara 25-150 poin per ulasan yang cuma 200 kata minimal.

4. Menukar poin Telkomsel 
Setiap 770 poin bisa ditukar dengan 500 miles. Tapi entah mengapa saya tidak pernah mencapai poin segitu 😀

5. Belanja, Sewa Mobil, Menginap di Hotel Tertentu
Belanja ketika naik pesawat Garuda juga bisa dapat poin. Atau kalau kita sewa mobil dengan rekanan Garuda (Avis) dan menginap di hotel rekanan (Swiss Belhotel dan Hilton) bisa juga dapat poin.

Kalau poinnya sudah banyak, tunggu dulu sampai ada program diskon award ticket Garuda Miles. Hehehe, emak-emak banget. Soalnya tarif penukaran tiket Garuda cukup mahal, dibanding Singapore Airlines misalnya. Contohnya, dari Surabaya ke Singapore dengan SIA cuma perlu menukar 7500 poin, sementara dengan Garuda harus menukar 12.500 poin. Padahal kurs tukar dari kartu kredit sama. Makanya sabarlah menunggu sampai ada diskon, kalau bisa sampai 50%.

Saya menukar poin Garuda Miles pas ada promo Hari Kebangkitan Nasional tanggal 29 Mei lalu. Lumayan, ada diskon 50%. Jadi untuk penerbangan dari Surabaya ke Denpasar yang tadinya perlu 4000 poin, cukup ditukar dengan 2000 poin saja. Empat ribu poin sudah dapat tiket pp SUB-DPS!

Sebenarnya saya mengincar rute yang lebih jauh, tapi poin saya nggak bakalan cukup untuk sekeluarga. Poin Garuda Miles bisa digunakan untuk membeli tiket orang lain (transfer award ticket), tapi harus bayar dan diambil ke kantor penjualan Garuda di kota masing-masing, tanpa diskon. Waktu itu saya menelepon Call Centre Garuda (021 2351 9999) dan memesan tiket untuk saya dan anak-anak pakai poin saya, sekaligus memesankan tiket Si Ayah dengan poin dia sendiri. Btw, tiket gratis ini nggak bener-bener gratis sih, karena kita masih harus bayar pajak. Saya bayar pajak Rp 260.000 untuk tiket pp SUB-DPS. Pembayaran pajak untuk penukaran pribadi bisa dengan kartu kredit melalui call centre (mesin IVR), nanti tiketnya akan dikirim via email. Tapi, pembayaran pajak tiket untuk orang lain (kasus saya, untuk anak-anak) harus melalui kantor penjualan Garuda. Hadeh! Kurang praktis sih, tapi demi gratisan saya rela berangkat juga.

Pelayanan call centre Garuda cukup baik dan efisien. Biar nggak salah ketika menyebutkan nama penumpang, coba hafalkan atau contek ejaan alfabet berikut ini:

A = Alfa
B = Bravo
C = Charlie
D = Delta
E = Echo
F = Foxtrot
G = Golf
H = Hotel
I = India
J = Juliet
K= Kilo
L = Lima
M = Mike
N = November
O = Oscar
P = Papa
Q = Quebec
R = Romeo
S = Sierra
T = Tango
U = Uniform

V = Victor
W = Whiskey
X = X Ray
Y = Yankee
Z = Zulu

Sebenarnya kalau nggak hafal ejaan resmi tersebut, bisa aja dieja suka-suka kita, misalnya M = mangga, N = nangka, asal sama-sama ngerti aja 😀

Dibanding pelayanan via telepon, pelayanan di kantor penjualan Garuda (dari pengalaman saya sih) lebih jelek. Ketika saya datang, terlihat tiga petugas, dengan satu petugas sedang melayani pelanggan. Saya disuruh menunggu oleh satpam. Dua petugas lain tidak sedang melayani siapa-siapa, entahlah kalau mereka khusus melayani member Gold atau Platinum :)) Lalu setelah orang sebelum saya selesai, tidak ada yang menyilakan saya untuk maju, sampai saya plerak-plerok meminta penjelasan. Baru 15 menit kemudian saya diberi tahu masih harus menunggu karena jaringan masih trouble. Syalala! Ketika jaringan sudah oke, petugas yang melayani saya, meski ramah, tampak kesulitan memasukkan password entah apa, dan malah bertengkar sendiri dengan temannya. Iki piye toh? Tiket beres juga sih akhirnya, tapi saya rasa perusahaan sebesar Garuda perlu meningkatkan layanan. Problem jaringan ini lagu lama dan sering sekali terjadi di perusahaan negara seperti bank Mandiri dan BRI. Padahal menterinya sudah ganti.

Meski lebih ribet daripada menukarkan tiket Singapore Airline yang semuanya bisa dilakukan via daring (online), akhirnya saya mendapatkan empat tiket pp untuk main ke Ubud pas Ubud Writer’s & Reader’s Festival (UWRF) bulan Oktober nanti. Alhamdulillah. Nanti nginepnya bisa gratisan juga pakai poin airbnb.

Puas? Untuk saat ini iya. Tapi saya masih penasaran pengen terbang first class dengan Garuda Indonesia. Yuk mulai ngumpulin Garuda Miles lagi! :p


~ The Emak
Follow @travelingprecil

Baca juga:


Share:

John Cellin

Hello, Iam John Cellin From New York, I am like to write article about law and tech. Thanks For reading my post!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *